April 9, 2025

Orde Baru: Masa Pemerintahan Soeharto (1967-1998)

Pendahuluan

Orde Baru adalah istilah yang digunakan untuk menyebut periode kepemimpinan Presiden Soeharto di Indonesia antara tahun 1967 hingga 1998. Masa ini ditandai dengan stabilitas politik dan ekonomi setelah periode kekacauan yang dipicu oleh peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965.

Latar Belakang

Orde Baru, Indonesia mengalami pergolakan politik yang hebat, terutama pasca kemerdekaan. Kekuasaan Presiden Soekarno, pendiri Republik Indonesia, semakin lama semakin otoriter dan dipenuhi dengan konflik ideologis antara komunisme, nasionalisme, dan Islam. Situasi semakin memanas hingga datangnya Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI), yang berujung pada pembunuhan sejumlah jenderal dan upaya kudeta yang gagal. Sumber Terpercaya Situs Dollartoto Agen Toto Macau Hadiah Fantastis dan Pasaran Terlengkap.

Soeharto, yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad, mengambil alih kekuasaan dengan melakukan stabilitas melalui operasi militer yang luas untuk menumpas PKI dan mereka yang diduga terlibat dengan partai tersebut. Pada tahun 1967, Soeharto secara resmi mengambil alih jabatan presiden dari Soekarno dengan persetujuan MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan kemudian mengumumkan lahirnya Orde Baru.

Kebijakan Politik

Salah satu ciri khas dari Orde Baru adalah pendekatan politik yang sangat sentralistik dan otoriter. Dalam rangka menjaga stabilitas dan keamanan, Soeharto menerapkan berbagai kebijakan yang membatasi kebebasan politik.

  1. Represi Terhadap Opposisi: Orde Baru melakukan penangkapan, penahanan, dan penghilangan orang-orang yang dianggap sebagai ancaman (seperti aktivis dan organisasi politik non-pemerintah).
  2. Pembangunan Ideologi Pancasila: Pancasila dijadikan sebagai satu-satunya ideologi negara, dengan setiap partai politik dan organisasi sosial diwajibkan untuk menerima dan mengamalkan Pancasila.
  3. Reformasi Birokrasi: Pendekatan birokrasi yang ketat diadopsi dan diberlakukan. Banyak pejabat negara dan pegawai negeri diminta untuk loyal kepada pemerintah pusat agar dapat menghindari elemen subversif.

Baca Juga: Sejarah Indonesia: Soekarno Memperkenalkan Pancasila

Kebijakan Ekonomi

Dengan mengadopsi strategi ekonomi yang pro-pasar dan berorientasi pada pertumbuhan, masa Orde Baru juga dikenal sebagai periode pertumbuhan ekonomi yang pesat.

  1. Kerjasama Internasional: Soeharto menggalang kerjasama dengan negara-negara Barat, terutama dalam hal bantuan luar negeri, investasi, serta transfer teknologi.
  2. Pelaksanaan Pembangunan: Berbagai proyek infrastruktur dilaksanakan, seperti pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas publik yang lain, yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
  3. Kebangkitan Sektor Swasta: Pemerintah memberikan banyak kesempatan kepada sektor swasta untuk berinvestasi. Hal ini melahirkan kelas pengusaha baru yang mendukung Orde Baru.

Namun, meskipun tercatat pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan sosial tetap menjadi masalah. Kebijakan ekonomi yang dikuasai oleh segelintir orang sering kali mengakibatkan korupsi dan kolusi.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Masa Orde Baru juga terkenal dengan pelanggaran hak asasi manusia yang signifikan. Setelah peristiwa G30S/PKI, diperkirakan lebih dari satu juta orang dibunuh yang dituduh sebagai anggota PKI atau simpatisan, dan banyak lagi yang ditangkap dan diasingkan tanpa pengadilan yang adil.

  1. Operasi Militer: Di berbagai daerah, terutama di Timor Timur, pelanggaran hak asasi manusia terjadi secara sistematis, mulai dari penghilangan orang secara paksa hingga pembunuhan.
  2. Pembatasan Kebebasan Berpendapat: Media massa dikontrol ketat, dan kritik terhadap pemerintah dilarang. Banyak jurnalis dan aktivis yang mengalami intimidasi dan pemidanaan.

Krisis Ekonomi dan Kejatuhan Orde Baru

Memasuki tahun 1990-an, kondisi ekonomi Indonesia mulai mengalami stagnasi. Krisis moneter Asia pada tahun 1997 berhasil mempengaruhi ekonomi Indonesia secara drastis, memicu demonstrasi dan penolakan terhadap pemerintahan Soeharto.

Gelombang reformasi yang menginginkan demokratisasi dan perbaikan kondisi sosial-ekonomi semakin kuat. Pada 21 Mei 1998, setelah mengalami tekanan dari berbagai elemen masyarakat, Soeharto akhirnya mengundurkan diri dan mengakhiri masa pemerintahannya.

Kesimpulan

Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto meninggalkan warisan yang kompleks. Di satu sisi, pemerintahannya berhasil menciptakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain mengandung berbagai pelanggaran hak asasi manusia serta pengekangan terhadap kebebasan sipil. Kejatuhan Soeharto menandai babak baru dalam perjalanan demokrasi di Indonesia, dengan harapan untuk menuju ke arah yang lebih baik di masa depan. Dalam konteks sejarah, Orde Baru tetap menjadi topik perdebatan di kalangan masyarakat, akademisi, dan para pemimpin hingga saat ini.

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.