Tragedi Pemerintahan Soekarno Pada Masa Kepemimpinannya
TOTOWAYANG – Tragedi Pemerintahan Soekarno sangat banyak terjadi pada kepemimpinannya, banyak hal baik yang diberikan bung karno kepada bangsa ini. Namun tidak sedikit pula tragedi besar yang terjadi pada masa bapak negara ini memimpin. Berikut 2 Tragedi besar yang terjadi pada masa pemerintahan Soekarno.
Tragedi Pemerintahan Soekarno : Etika Politik dan Revolusi Fisik Soekarno
Soekarno adalah salah satu tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal sebagai pencetus gagasan mengenai etika politik dan revolusi fisik sebagai strategi perjuangan merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda.
Sejak masa mudanya, Soekarno sudah aktif dalam organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, hingga PNI (Partai Nasional Indonesia). Melalui pidato-pidatonya yang berapi-api, Soekarno berhasil membangkitkan semangat perjuangan dan nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia.
Pada tahun 1927, Soekarno dan pemuda nasionalis lainnya membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) yang menjadi cikal bakal partai-partai nasionalis modern di Indonesia. Dalam Kongres PNI 1926 dan 1928, Soekarno merumuskan paham perjuangan Etika Politik dan Revolusi Fisik. Intinya, perjuangan kemerdekaan harus dilakukan secara diplomatis dan damai lewat jalur politik, tapi tidak menutup kemungkinan melakukan perlawanan fisik jika jalur damai gagal.
Gagasan-gagasan Soekarno ini kemudian mempengaruhi strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Meski harus mendekam di penjara Belanda bertahun-tahun, semangat perjuangan Soekarno tak pernah surut. Ia tetap konsisten menyebarkan paham nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan hingga proklamasi kemerdekaan pada 1945.
Sosok dan pemikiran Soekarno sangat penting dalam membangkitkan nasionalisme Indonesia. Tanpa peran Soekarno, perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan tentunya akan jauh lebih panjang dan berliku.
Gerakan 30 September 1965
Pada tahun 1965, Indonesia dilanda konflik internal yang sangat dahsyat. Pada pagi dini hari 1 Oktober 1965, sekelompok tentara melancarkan kudeta dan penculikan terhadap sejumlah jenderal TNI AD.
Peristiwa ini dikenal dengan nama Gerakan 30 September atau disingkat G30S. Tujuan dari G30S adalah untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno yang saat itu berkuasa.
Namun upaya kudeta ini gagal karena Letnan Jenderal Soeharto yang saat itu menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) berhasil memadamkan pemberontakan tersebut dalam waktu satu hari.
Pemerintah dan militer menuduh Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai dalang di balik G30S. Dalam waktu yang singkat, ratusan ribu anggota dan simpatisan PKI dibunuh atau ditangkap. Ini menandai awal dari pembantaian massal yang dikenal dengan Tragedi 1965.
Akibat peristiwa G30S dan Tragedi 1965, kekuasaan PKI di Indonesia lenyap sama sekali. Soekarno yang dianggap terlalu toleran terhadap PKI akhirnya dipaksa menyerahkan kekuasaannya kepada Soeharto pada Maret 1967. Inilah awal berakhirnya Orde Lama dan dimulainya Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.
Peristiwa G30S dan Tragedi 1965 merupakan momen bersejarah yang sangat tragis dalam perjalanan bangsa Indonesia. Dampaknya sangat dalam dan mengubah poros sejarah Indonesia. Hingga kini, peristiwa ini masih menyisakan kontroversi dan trauma mendalam bagi sebagian masyarakat Indonesia.
BACA JUGA : Tuduhan Keterlibatan PKI Dalam G30S PKI