Perang Kerajaan Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia
Indonesia, negeri yang kaya akan sejarah dan budaya, telah menyaksikan banyak perang yang epik dan mengguncangkan. Namun, di antara semua pertempuran yang terjadi, ada satu perang yang berdiri di puncak keganasan dan kebesaran, dikenal sebagai Perang Kerajaan Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia.
Perang Terbesar ini terjadi pada abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi, ketika kerajaan-kerajaan besar di Nusantara saling berjuang untuk memperluas wilayah dan kekuasaan mereka. Dalam pertempuran ini, ribuan prajurit terlatih bertarung dengan keberanian dan ketangguhan yang luar biasa, sementara raja-raja mereka memimpin dengan strategi yang brilian.
Salah satu pertempuran paling terkenal dalam Perang Kerajaan Terbesar ini adalah Pertempuran Bubat. Pada tahun 1357, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Majapahit bertemu di medan perang yang luas. Pasukan Sunda, dipimpin oleh Prabu Linggabuana, berusaha mempertahankan wilayah mereka dari serbuan pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Raden Wijaya.
Awal Mula Perang Kerajaan Terbesar
Pertempuran ini menjadi sangat dramatis ketika Prabu Linggabuana dan Raden Wijaya bertemu dalam duel satu lawan satu. Keduanya adalah pemimpin yang tak terkalahkan, dengan keahlian dan kekuatan yang luar biasa. Mereka saling berhadapan dengan pedang di tangan, dan pertarungan mereka memancarkan semangat dan keberanian yang menggetarkan hati.
Namun, meskipun pertempuran ini penuh dengan keberanian dan keganasan, akhirnya Kerajaan Majapahit berhasil mengalahkan Kerajaan Sunda. Perang Kerajaan ini tidak hanya mengubah peta politik Nusantara, tetapi juga meninggalkan jejak dramatis dalam sejarah Indonesia.
Perang Kerajaan juga mencakup pertempuran-pertempuran lain yang tak kalah dramatis. Pertempuran Surabaya pada tahun 1945, misalnya, menjadi simbol perlawanan yang gigih terhadap penjajah. Ribuan rakyat Surabaya berjuang dengan gigih melawan pasukan Belanda yang berusaha merebut kembali kota ini. Meskipun kalah dalam jumlah, semangat juang mereka tidak bisa dipadamkan.
Perang Kerajaan Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia adalah bukti keberanian dan kegigihan bangsa ini dalam menghadapi tantangan dan perjuangan. Pertempuran-pertempuran ini mengajarkan kita tentang semangat kepahlawanan dan keberanian yang tak tergoyahkan.
Kita harus menghormati dan mengenang perjuangan para pahlawan yang telah berjuang dalam Perang Kerajaan ini. Mereka adalah teladan bagi kita semua untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi kesulitan dan menghormati warisan sejarah kita yang begitu dramatis.
BACA JUGA : Dramatisasi Sejarah Kerajaan Sejarah Kerajaan di Indonesia
Mengenal Sejarah Kerajaan Tertua Indonesia
Mengenal Sejarah Kerajaan Tertua yang ada di indonesia. Seperti yang dibahas pada artikel sebelumnya, indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Termasuk juga perihal kerajaan – kerajaan besar yang sudah menduduki negara indonesia pada masa lalu.
Mengenal Sejarah Kerajaan Tertua Kerajaan Kandis (Sebelum Masehi)
Kerajaan yang satu ini telah ada sejak sebelum Masehi, sebelum Moloyou atau Dharmasraya. Di dalam Kerajaan Kandis, terdapat dua tokoh yang dianggap paling eksis, yaitu Patih dan Tumenggung. Nenek moyang Lubuk Jambi diyakini berasal dari keturunan Waliyullah Raya Iskandar Zulkarnain yang bernama asli Maharaja Aris, Maharaja Depang, dan Maharaja Diraja.
Ketiganya berpencar dan mencari tempat tinggal baru. Maharaja Arid pergi ke Banda Ruhum, Maharaja Depang pergi ke Bandar Cina, dan Maharaja Diraja pergi ke Pulau Emas atau Sumatera. Ketika berlabuh di Pulau Emas, Maharaja Diraja dan rombongannya mendirikan kerajaan yang dinamakan Kerajaan Kandis, yang berlokasi di Bukit Bakar atau Bukit Bakau. Daerah ini dikenal sebagai daerah yang subur dan hijau, serta dikelilingi oleh sungai yang jernih.
Kerajaan Salakanagara (130-326 M)
Kerajaan Salakanagara adalah kerajaan pertama yang didirikan di Jawa Barat menurut catatan sejarah yang ada. Bahkan, berdasarkan Naskah Wangsakerta Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, Salakanagara merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara.
Banyak ahli dan sejarawan yang mengakui hal itu, seperti Husein Djajadiningrat, Tb. H Achmad, Hasan Mu’arif, dan Halwany Michrob dalam penelitian mereka. Mereka sama-sama menyusun temuan dalam tulisan, ulasan, dan buku.
Untuk pendirinya, dikatakan bahwa Dewawarman adalah seorang duta keliling, pedagang, dan perantau dari Pallawa, Bharata, atau India yang menetap karena menikah dengan putri penghulu setempat.
Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan salah satu kerajaan yang tertua di Indonesia. Didirikan sejak abad ke-5 Masehi, Kutai terletak di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Berdasarkan peninggalan sejarahnya, terdapat tujuh batu bertulis atau Yupa.
Batu tulis tersebut ditulis dalam huruf Sanskerta dan Pallawa. Berdasarkan kehidupan sosialnya, Kerajaan Kutai dicirikan dengan adanya perpecahan masyarakatnya, yaitu Brahmana dan Ksatria.
Masyarakat Kerajaan Kutai dipengaruhi oleh Agama Hindu, yang dibuktikan oleh Raja Mulawarman dan para Brahmana yang membangun tempat pemujaan untuk menghormati dewa-dewa dalam Agama Hindu.
Beberapa Kerajaan Tertua Indonesia
Beberapa Kerajaan Tertua Indonesia masih akan kita bahas pada artikel ini. Masih banyak kerajaan tertua yang ada di Republik Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa indonesia memangla wilayah besar pada masa kerajaan dulu. Banyak kerajaan – kerajaan besar yang berada pada batas wilayah indonesia. Bahkan Kerajaan – kerajaan tersebut memiliki peran besar bagi dunia pada masanya terdahulu.
Beberapa Kerajaan Tertua Indonesia: Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan tertua di Indonesia berikutnya adalah Kerajaan Tarumanegara, dengan pusat pemerintahannya berada di Bogor, Jawa Barat. Kerajaan Tarumanegara dipengaruhi oleh budaya Hindu India jika dilihat berdasarkan bukti tertulis yang ditemukan. Diperkirakan, kerajaan ini berkembang pada tahun 400 hingga 600 Masehi. Kerajaan Tarumanegara memiliki tujuh macam prasasti peninggalan yang didapati tersebar di berbagai kabupaten. Raja Purnawarman memeluk Agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. berdasarkan prasasti Ciaruteun. Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Barat yang terbentang dari Jakarta, Bogor, dan Cirebon.
Kerajaan Ho-ling
Kerajaan Ho-ling atau Kalingga berada di Jawa Tengah. Bukti adanya kerajaan ini didasarkan pada pengiriman utusan dari Cina ke kerajaan ini pada tahun 647 dan 666 Masehi. Keberadaan kerajaan Ho-ling ini didasarkan pada seorang pendeta dari Agama Buddha yang bernama I Tsing. Pendeta tersebut mengungkapkan bahwa pada tahun 664 Masehi, Hwining pernah datang ke Holing . Ia menerjemahkan kitab suci Budha dari Bahasa Sanskerta ke dalam Bahasa Cina. Kerajaan Ho-ling ini diperintah oleh Ratu Sima, seorang raja wanita yang dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana. Orang-orang di kerajaan ini menjual emas, perak, dan cula badak.
Pemerintah Melayu
Kerajaan Melayu berada di wilayah Jambi atau sepanjang Sungai Batanghari. Ada juga yang menyatakan bahwa kerajaan tersebut berada di Semenanjung Malaysia. Kerajaan Melayu ini digambarkan dalam buku Pararaton dan Negarakertagama pada abad ke-13. Buku tersebut menggambarkan Kertanegara sebagai ekspedisi Pamalayu Raja Singasari. Tujuan ekspedisi ini adalah untuk mencegat Kerajaan Mongol di bawah kekuasaan Raja Kubilai Khan yang ingin menguasai wilayah Asia Tenggara. Dicatat dalam sejarah bahwa Raja Singasari mempersembahkan pada orang-orang Melayu Arca Budha Amoghapasa .
SEJARAH KERAJAAN : Tentang Kerajaan Tertua Indonesia
Sejarah kerajaan memang hal yang menarik untuk diketahui. Banyak hal diluar dari kebiasaan masa sekarang yang pernah terjadi dimasa lalu.
Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya didirikan sekitar abad ke-7 hingga abad ke-15. Diketahui Kerajaan ini menguasai perdagangan di wilayah Laut Cina Selatan dan Selat Malaka. Kerajaan Sriwijaya ditemukan berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit pada 683 M, Prasasti Talang Tuo (684 M), Prasasti Kota Kapur (686 M), Prasasti Siddhayatra, Prasasti Telaga Batu (683 M), dan Prasasti Karang Berahi.
Raja Balaputradewa membuat Kerajaan Sriwijaya berkembang dengan pesat. Pemerintah memperluas wilayahnya menjadi jalur perdagangan dan menjalin hubungan diplomatik dengan Pemerintah Cola di India dan Pemerintah Cina di utara. Selain jalur perdagangan, pemerintah tersebut juga mengembangkan pendidikan. Di Asia Tenggara Sriwijaya menjadi pusat pendidikan Agama Buddha.
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno didirikan pada abad ke-8 hingga abad ke-11 Masehi. Awalnya berada di Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jawa Timur. Peninggalan prasasti seperti Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Balitung, dan Prasasti Klurak menjadi bukti keberadaan kerajaan ini.
Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti, dinasti Sanjaya yang menganut Agama Hindu, dan dinasti Syailendra yang menganut Agama Buddha. Dinasti Sanjaya menguasai wilayah Jawa Tengah bagian utara, sementara dinasti Syailendra menguasai Jawa Tengah bagian selatan.
Pemerintah Kediri
Kerajaan Kediri ditemukan berdasarkan Prasasti Sirah Keting (1140 M), Prasasti Padlegan (117 M), Prasasti Hantang (1135 M), Prasasti Jaring (1181 M), dan Prasasti Kamulan (1194 M). Kerajaan Kediri diperintah oleh beberapa raja seperti Jayawarsa (1104 M), Jayabaya (1135 M), Sarveswara (1161 M), Aryaswara (1169 M-1171 M), Ganara (1182 M), Kameswara (1182 M-1185 M), dan Kertajaya (1190 M-1222 M).
Raja Jayabaya dikenal sebagai jalan raya besar, karena berhasil menyatukan Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri. Raja Jayabaya juga dikenal sebagai peramal. Orang-orang di Kerajaan Kediri mayoritas berdagang emas, perak, pinang, dan cendana. Kediri runtuh pada tahun 1222 Masehi karena kalah perang, mengakhiri kekuasaan Dinasti Isyana.
Kerajaan Wangsa Isyana
Kerajaan Wangsa Isyana menjadi salah satu kerajaan tertua di Indonesia yang didirikan sekitar tahun 929 Masehi. Dipimpin oleh Mpu Sindok setelah berpisah dengan Mataram Hindu yang jatuh, Kerajaan Wangsa Isyana berada di wilayah Jawa Timur dengan dinasti Syailendra yang memimpin kerajaan.
Bukti keberadaan kerajaan ini dapat ditemukan dalam beberapa prasasti yang ditulis mengenai ahli waris kerajaan. Prasasti Pucangan menjadi salah satu bukti yang paling banyak ditemukan hingga sekarang.
BACA JUGA : Kerajaan Tertua Indonesia, Mengenal Sejarah Dan Peninggalannya
Kerajaan Islam Tertua Di Indonesia, Sejarah Dan Kisahnya
Kerajaan Islam Tertua Di Indonesia adalah hal yang sangat menarik untuk dibahas. Disini akan kita bahas dengan bahasa yang mudah dipahami. Indonesia memiliki perjalanan dan kisah sejarah yang sangat panjang. Berbagai agama ada di negara indonesia. Kali ini kita akan membahan tentang kerajaan Agama Islam tertua yang ada di Indonesia.
Beberapa Kerajaan Islam Tertua Yang Ada Di Indonesia
1. Kerajaan Perlak termasuk Kerajaan Islam Tertua
Pertama Kerajaan Perlak, juga dikenal sebagai Kesultanan Peureulak, merupakan salah satu kerajaan Islam yang berada di Aceh Timur. Diketahui Kerajaan ini telah bergabung dengan Kerajaan Samudra Pasai, menjadikannya kerajaan Islam tertua di Indonesia.
Perlak terkenal sebagai daerah penghasil kayu perlak, kayu yang sangat bagus untuk pembuatan kapal. Karena itu, daerah ini dikenal sebagai Negeri Perlak. Keberadaan kayu perlak dan posisi strategisnya membuat Perlak berkembang menjadi pelabuhan niaga yang maju pada abad ke-8. Pelabuhan ini sering dikunjungi oleh kapal-kapal dari Arab dan Persia, yang membawa pengaruh Islam dan perdagangan yang berkembang di daerah ini. Perkawinan campuran antara saudagar Muslim dan perempuan setempat juga ikut mendorong perkembangan masyarakat Islam di Perlak.
2. Kerajaan Ternate
Awalnya Kerajaan Ternate, juga dikenal sebagai Kerajaan Gabi, adalah salah satu dari empat kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada tahun 1257 oleh Baab Mashur Malamo.
Ternate memainkan peran penting di kawasan timur Nusantara dari abad ke-13 hingga abad ke-17. Pada abad ke-16, Ternate mencapai puncak kejayaannya berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Wilayah kekuasaan Ternate meliputi Maluku, Sulawesi bagian timur, tengah, dan utara, serta Kepulauan Filipina hingga Kepulauan Marshall di Pasifik.
3. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai terletak di Aceh Utara. Islam masuk ke kerajaan ini pada abad ke-13, yang ditandai dengan penemuan Makam Sultan Malik as-Saleh pada tahun 1297. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu, yang kemudian mengambil gelar Malikul Saleh, sekitar tahun 1267. Kerajaan ini dikunjungi oleh penjelajah terkenal seperti Ibnu Batutah dan Marco Polo.
Puncak kejayaan Samudra Pasai terjadi pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir. Di bawah kepemimpinan Sultan ini, Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dan masih menggunakan koin emas sebagai mata uangnya. Banyak saudagar dari India, Arab, dan China berdagang di sini, sementara juga menyebarkan ajaran Agama Islam.
Sultan Mahmud Malik Az-Zahir dikenal sebagai penguasa yang taat beragama Islam dan memeluk madzhab Syafi’i.’Kerajaan Samudra Pasai terletak di Aceh Utara. Islam masuk ke kerajaan ini pada abad ke-13, yang ditandai dengan penemuan Makam Sultan Malik as-Saleh pada tahun 1297. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu, yang kemudian mengambil gelar Malikul Saleh, sekitar tahun 1267.
Kerajaan ini dikunjungi oleh penjelajah terkenal seperti Ibnu Batutah dan Marco Polo. Puncak kejayaan Samudra Pasai terjadi pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir. Di bawah kepemimpinan Sultan ini, Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dan masih menggunakan koin emas sebagai mata uangnya.
Banyak saudagar dari India, Arab, dan China berdagang di sini, sementara juga menyebarkan ajaran Agama Islam. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir dikenal sebagai penguasa yang taat beragama Islam dan memeluk madzhab Syafi’i.
Dengan keberadaan kerajaan-kerajaan Islam ini, Indonesia menjadi saksi sejarah perkembangan Islam di Nusantara. Perdagangan dan pengaruh Islam membawa kemajuan dan kekayaan bagi kerajaan-kerajaan ini, menjadikannya pusat perdagangan dan kebudayaan yang penting di kawasan ini.
BACA JUGA : Pertempuran Medan Area: Mengenang Sejarah dan Dampaknya
Perang Paregreg Berdampak Besar Bagi Kerajaan Majapahit
SEJARAH – Perang Paregreg (1404-1406) adalah perang saudara yang terjadi antara Bhre Wirabumi dari Kerajaan Blambangan dan Prabu Wikramawardhana dari Kerajaan Majapahit. Sebagai salah satu perang saudara yang paling berdampak besar bagi Kerajaan Majapahit,
Indonesia memiliki sejarah yang panjang, termasuk mulai dari masa kerajaan. Indonesia memiliki banyak kerajaan besar pada masa terdahulu. Berbagai cerita sejarah banyak yang perlu kita ketahui, karena sejarah ini yang menjadi cikal bakal terbentuknya negara indonesia.
Perang tersebut diyakini menjadi penyebab melemahnya kerajaan tersebut. Perang ini berlangsung selama dua tahun setelah kematian Raja Hayam Wuruk pada tahun 1389. Setelah itu, Kerajaan Majapahit menghadapi masalah perebutan tahta di antara para penguasa daerah yang sebagian besar merupakan kerabat raja.
Pemicu terjadinya Perang Paregreg
Perang Paregreg dipicu oleh pertikaian antara istana barat dan istana timur. Menurut Kitab Pararaton, pertikaian ini dimulai dengan munculnya keraton baru di Pemotang pada tahun 1376, yang terletak di timur Kerajaan Majapahit.
Keraton ini dipimpin oleh Bhre Wenker atau Wijayarajasa, suami dari Rajadewi, bibi dari Raja Hayam Wuruk. Rajadewi memiliki ambisi untuk menjadikan Wijayarajasa sebagai raja Majapahit menggantikan Hayam Wuruk.
Di sisi lain, Hayam Wuruk memiliki putra bernama Bhre Wirabhumi dari selirnya. Bhre Wirabhumi kemudian dinikahkan dengan Nagarawardhani, cucu dari Rajadewi, sesuai dengan Kitab Negarakertagama.
Setelah Wijayarajasa meninggal, Bhre Wirabhumi diangkat menjadi raja di istana timur, sementara istana barat diberikan kepada menantu Hayam Wuruk, yaitu Wikramawardhana. Konflik antara istana timur dan barat semakin memanas ketika Bhre Wirabhumi mengangkat istrinya,
Nagarawardhani, menjadi Bhre Lasem. Wikramawardhana juga mengangkat istrinya, Kusumawardhani, menjadi Bhre Lasem setelah kematian Nagarawardhani dan Kusumawardhani pada tahun 1400. Pertengkaran antara istana timur dan barat semakin sengit, dan akhirnya meletuslah Perang Paregreg pada tahun 1404.
Perang Paregreg terjadi dalam beberapa tahap dengan tempo yang lambat, seiring dengan nama “Paregreg” yang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti perang yang berlangsung lama. Perang saudara ini berlangsung selama dua tahun dengan kemenangan yang bergantian antara kedua
BACA JUGA : SOEKARNO PRESIDEN PERTAMA REPUBLIK INDONESIA
Kerajaan Tarumanegara : Mengenal Sejarah dan Kekayaan
Sejarah Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu cerita yang begitu memikat dan penuh dengan misteri. Kerajaan ini terletak di wilayah Jawa Barat dan diperkirakan berdiri pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi. Meskipun telah lama berlalu, namun kekayaan sejarah Tarumanegara masih terus mengundang rasa ingin tahu kita.
Sejarah Tarumanegara dimulai pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Beliau adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah kerajaan ini. Purnawarman dikenal sebagai raja yang bijaksana dan memiliki visi yang luas. Beliau berhasil membangun kerajaan yang kuat dan makmur. Namun, seiring berjalannya waktu, kerajaan ini mengalami kemunduran yang tak terduga.
Kekayaan Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Salah satu kekayaan sejarah Tarumanegara yang paling menarik adalah Candi Batujaya. Candi ini merupakan peninggalan dari masa kejayaan kerajaan tersebut. Dengan arsitektur yang megah dan detail ukiran yang indah, Candi Batujaya menjadi saksi bisu dari kebesaran Tarumanegara. Mengunjungi candi ini akan membawa kita pada petualangan yang penuh dengan keajaiban sejarah.
Selain itu, Tarumanegara juga dikenal dengan sistem pemerintahannya yang maju. Raja Purnawarman berhasil membangun sistem administrasi yang efisien dan adil. Setiap wilayah di kerajaan ini memiliki pemimpin yang bertanggung jawab atas keamanan dan kesejahteraan rakyatnya. Hal ini membuktikan bahwa Tarumanegara adalah kerajaan yang beradab dan berperadaban tinggi.
Namun, sayangnya, kejayaan Tarumanegara tidak bertahan lama. Masalah internal seperti perselisihan antarbangsawan dan serangan dari kerajaan tetangga membuat kerajaan ini mengalami kemunduran yang drastis. Akhirnya, pada abad ke-7 Masehi, Kerajaan Tarumanegara pun runtuh dan menghilang dari sejarah.
Kesimpulan
Mengenal sejarah Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan misteri dan keajaiban. Meskipun telah berlalu begitu lama, kekayaan sejarahnya masih terus memikat dan mengundang rasa ingin tahu kita. Dari Candi Batujaya yang megah hingga sistem pemerintahan yang maju, Kerajaan Tarumanegara adalah bukti nyata dari peradaban yang pernah ada di wilayah Jawa Barat. Meskipun takdirnya berakhir dengan runtuhnya kerajaan ini, namun warisan sejarahnya tetap hidup dan menginspirasi kita hingga saat ini.
BACA JUGA : KERAJAAN KUTAI : Sejarah Kerajaan Dan Penyebab Perang
Perang Kerajaan Panjalu dengan Kerajaan Jenggala
Perang Kerajaan Panjalu dengan Kerajaan Jenggala adalah peristiwa yang penuh dengan intrik dan konflik di dalamnya. Perang ini terjadi karena perebutan takhta Kahuripan, yang membuat dua kerajaan berkekuatan besar saling bertempur untuk memperebutkan kekuasaan.
Semuanya bermula dari keinginan Raja Airlangga untuk mewariskan takhta Kahuripan kepada putri mahkotanya, Sanggramawijaya Tunggadewi. Namun, sang putri lebih memilih menempa ilmu batiniah dengan bertapa ketimbang menjadi seorang ratu. Hal ini membuat Airlangga bingung dan ia meminta saran dari Mpu Bharada.
Mpu Bharada menyarankan agar Kahuripan dibagi menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Kadiri di Daha dan Kerajaan Jenggala di Kahuripan. Dua takhta tersebut kemudian diberikan kepada dua putra Airlangga, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. Samarawijaya berkuasa di Kadiri, sementara Garasakan memimpin Jenggala.
Tentang Kerajaan Panjalu dan Kerajaan Jenggala
Namun, sejak kecil, Samarawijaya dan Garasakan selalu bersaing satu sama lain. Mereka saling berusaha memperebutkan kekuasaan dan persaingan mereka semakin memuncak setelah kematian Airlangga. Daha dan Jenggala pun terlibat dalam perang yang dahsyat.
Prasasti Turun Hyang (1044) oleh Raja Jenggala Mapanji Garasakan dan Prasasti Ngantang yang bertuliskan “Panjalu Jayati” atau “Panjalu Menang” menjadi saksi bisu dari perang saudara ini. Perang ini berlangsung selama 60 tahun, di mana kedua kerajaan saling berusaha menguasai wilayah satu sama lain.
Perang ini tidak hanya dipenuhi dengan pertempuran fisik, tetapi juga dengan intrik dan pengkhianatan. Para penguasa kerajaan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan mereka, termasuk menghasut dan mempengaruhi rakyat mereka. Kedua belah pihak berjuang dengan gigih, mengorbankan nyawa dan kehancuran yang tak terhitung jumlahnya.
Namun, pada akhirnya, Kerajaan Panjalu berhasil memenangkan perang ini. Mereka berhasil menguasai seluruh wilayah Kahuripan dan Kerajaan Jenggala tunduk kepada mereka. Perang yang berkepanjangan ini menghasilkan banyak korban dan kerugian, tetapi juga mengukuhkan kekuasaan Kerajaan Panjalu.
Perang Kerajaan Panjalu dengan Kerajaan Jenggala adalah kisah yang penuh dengan drama dan ketegangan. Ini adalah perang saudara yang memisahkan keluarga dan menghancurkan kerajaan. Namun, dari kehancuran tersebut, muncul satu pemenang yang menguasai segalanya. Kisah ini akan selalu dikenang sebagai salah satu perang terbesar dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno.
BACA JUGA : PERANG BUBAT : Perang Legendaris Kerajaan di Indonesia